Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Publik (LP3) Talenta

Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Publik (LP3) Talenta
Akta Notaris Setya Budhi, SH Nomor 45 Tanggal 17 April 2008 Head Office: Jl. Raya Tanjungtani 69 Prambon Nganjuk Phone. (0358) 791420 Mobile : 081259347185 - 085645724031 e-mail: idamm@yahoo.com website: www.lp3talenta.blogspot.com

27 Juni 2009

Kreatif Cukup Meniru

Cerita dari Cak Man, pemilik hak paten bakso Kota dari Malang. Pria kelahiran Trenggalek Jawa Timur ini ternyata memiliki cerita yang menginspirasi kita untuk kreatif. Ia yang semula bekerja pada juragan bakso satu berpindah ke juragan lain. Sudah tiga juragan bakso ia ikut, tapi kesemuanya bangkrut. Akhirnya ia memutuskan membuka usaha sendiri.
Di mana letak kreativitasnya? Ia belajar dari tiga juragan tadi. Semua resep ia padukan. Yang baik ia tiru dan dicoba. Nah, ini dia kreativitas. Kreativitas bisa saja hasil tiruan yang diracik menjadi produk baru. Mari mencoba.

08 Juni 2009

Kreatif VS Cerdas


Kalau diminta memilih, mana yang lebih baik untuk kehidupan, antara kreatif dan cerdas, saya memilih kreatif. Alasannya sederhana. Kenapa buruh tani bertahan hidup tan[pa stress walaupun ribuan kali tidak mendapatkan penghargaan yang berarti dari pekerjaannya. Lalu kenapa banyak orang yang semula bekerja dengan gaji besar, tiba-tiba stress berat gara-gara kena PHK.
Setiap tarikan napas buruh tani selalu dipenuhi mental untuk mencari bisa makan, sementara orang gajian walaupun dia selalu memikirkan kenaikan pangkatnya, tapi apakah dia memikirkan apa yang akan dikerjakan jika tiba-tiba kena PHK. Kecerdasan sebebarnya adalah kreativitas kita mengarungi kehidupan sehingga dapat bertahan hidup. Bagaimana menurut Anda?

05 Juni 2009

Ujian Ulang

Dikutip dari Jawa Pos [ Jum'at, 05 Juni 2009 ]
Lima Ribu Siswa Dijadwalkan Mengikuti Ujian Ulang
Siasati Aturan POS, Ganti Istilah Unas

JAKARTA - Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) kemarin merilis hasil verifikasi ujian nasional (unas) yang mengejutkan. Sebanyak 5.000 siswa dijadwalkan mengikuti ujian ulang. Ribuan siswa itu berasal dari 34 SMA dan 19 SMP yang bermasalah saat unas.

Sebelumnya, BSNP melaporkan bahwa 33 SMA dan 4 SMP telah berbuat curang. Dengan demikian, ada penambahan jumlah sekolah (1 SMA, 15 SMP) dan siswa yang bermasalah (selengkapnya lihat grafis). Hasil verifikasi unas itu kemarin dilaporkan kepada Mendiknas Bambang Sudibyo.

Ketua BSNP Prof Eddy Mungin Wibowo mengatakan, ujian tersebut bukanlah mengulang unas. Sebab, pengulangan unas tidak ada dalam prosedur operasional standar (POS). Karena itu, BSNP memberi istilah ujian ulang. Pengertiannya, kata Mungin, adalah suatu ujian yang diberikan kepada peserta unas karena terjadi pelanggaran secara kolektif dan sistematis oleh penyelenggara ujian maupun oknum tertentu. ''Keputusan ini kami ambil sebagai upaya objektif agar tidak merugikan siswa,'' jelasnya.

Mungin membeberkan, tidak semua pelanggaran yang terjadi merupakan kecurangan yang dilakukan siswa dan sekolah. Dari 34 SMA yang dijadwalkan mengikuti ujian ulang, 16 SMA di antaranya dilaporkan harus ikut ujian ulang lantaran kesalahan dari pihak percetakan. Kasus tersebut terjadi pada 15 SMA di Kabupaten Mamuju dan 1 SMA di Kota Mamuju, Sulawesi Barat. Kesalahan teknis itu terjadi saat ujian pelajaran fisika.

Menurut Mungin, percetakan telah melakukan kesalahan teknis dengan mencampur soal ujian A dan B dalam satu paket. Padahal, paket soal A dan B memiliki kunci jawaban berbeda. Alhasil, karena tercampur, saat dipindai jawaban siswa tidak sesuai kunci jawaban. ''Akibatnya, banyak yang salah,'' ujarnya. Sebagaimana diketahui, dalam penyelenggaraan unas, satu ruang kelas diisi 20 siswa.

Ada dua jenis soal ujian, paket soal A dan B. Sistem ujian juga dilakukan dengan silang soal A dan B. ''Nah, karena soal tertukar, jadi kacau. Jawaban siswa tidak sesuai kunci jawaban,'' terangnya. Dalam kasus itu, kata Mungin, percetakan dianggap menyalahi POS. Dengan demikian, Kabupaten Mamuju diharapkan lebih berhati-hati saat menggelar tender pencetakan naskah unas. ''Kasus ini sebaiknya menjadi perhatian gubernur setempat,'' ungkapnya.

Sementara itu, 18 sekolah lain harus mengulang ujian karena berbagai pelanggaran dan kecurangan yang terjadi. Kendati demikian, kata Mungin, tidak semua sekolah mengulang semua mata pelajaran. ''Kebanyakan mengulang mata pelajaran tertentu,'' katanya.

Selain SMA, ada 19 SMP yang harus mengulang ujian. Hal itu disebabkan terjadi kebocoran salinan soal unas. Menurut Mungin, ada sekitar 5.000 siswa yang akan mengikuti ujian ulang. Rinciannya, sekitar 4.000 siswa SMA dan 1.000 siswa SMP. Jumlah itu, lanjutnya, relatif kecil dibanding total peserta unas.

Tahun ini total peserta unas 10.297.816 siswa. Jumlah itu terdiri atas peserta unas SMA/MA/SMK sebanyak 2.207.805, peserta SMP/MTs/SMPLB 3.575.987, dan peserta UASBN 4.514.024. Total anggaran untuk penyelenggaraan unas tahun ini Rp 376 miliar. Rinciannya, untuk pelaksanaan UASBN (SD)Rp 56 miliar, SMP Rp 200 miliar, dan SMA Rp 120 miliar. Anggaran itu digunakan untuk pencetakan, scanning, pendistribusian soal, biaya pengawas maupun TPI. Dengan tingginya anggaran unas, Komisi X DPR tidak ingin unas tahun ini gagal dan bermasalah.

BSNP sendiri telah mengeluarkan surat penundaan ujian tertanggal 2 Juni 2009. Surat bernomor 1782/BSNP/6/2009 itu dikirim ke delapan provinsi yang pelaksanaan unasnya bermasalah. Keputusan penundaan ujian itu berdasarkan hasil rapat BSNP bersama Puspendik Depdiknas. ''Surat itu juga membatalkan SK bernomor 16/2009 tentang ujian ulang yang rencananya diadakan pada 8-12 Juni,'' terang Mungin.

Surat itu ditembuskan kepada Mendiknas, Dirjen Mandikdasmen, Inspektorat Jendral (Irjen), Balitbang Depdiknas, Tim Pemantau Independen (TPI) dan Pengawas Unas, serta gubernur terkait. Kendati menunda unas, BSNP belum berani mengumumkan kapan ujian ulang dilaksanakan. Sebab, BSNP masih menunggu rapat kordinasi Mendiknas bersama Komisi X DPR yang dijadwalkan Senin (8/6) mendatang.

Di tempat terpisah, Wakil Ketua Komisi X Heri Akhmadi tetap tidak bisa menerima ujian ulang yang diadakan BSNP, apa pun bentuknya. BSNP, kata dia, berupaya mengelabui publik dengan menggunakan istilah-istilah tertentu untuk mengalihkan permasalahan yang sebenarnya terjadi. Padahal, kata dia, kasus kecurangan itu benar-benar terjadi sebagaimana yang ditemukan Tim Pemantau Independen (TPI), lembaga yang pertama menemukan kecurangan itu.

Dia menengarai, upaya itu dilakukan BSNP dan Depdiknas untuk menyelamatkan muka mereka. ''Kami menuntut masalahnya segera tuntas dan transparan. Jangan hanya karena jaga citra menjelang pilpres. Semua kecurangan harus ditutup,'' tegasnya.

Siswa Minta LJK Asli

Siswa SMAN 2 Ngawi merasa menjadi korban dari kasus ujian nasional kali ini. Siswa kelas 3 yang dinyatakan harus mengulang ujian nasional meminta pihak sekolah memperlihatkan lembar jawab komputer (LJK) asli. Sebab, para siswa mengaku mengerjakan soal unas tanpa kecurangan.

Diam-diam, pada Senin lalu (1/6) Kepala SMAN 2 Ngawi Suratman dan Wakasek Mulyadi mengumpulkan semua siswa kelas 3. Pihak sekolah memberitahukan bahwa mereka harus mengikuti ujian ulang. Kontan saja siswa protes. Pasalnya, mereka tidak merasa ada pembagian kunci jawaban ataupun penyebaran jawaban melalui SMS. ''Saya tidak pernah SMS atau tahu kunci jawaban,'' kata Medisca Rhoza, salah seorang siswi SMAN 2 Ngawi.

Menurut Medisca, para siswa meminta diperlihatkan LJK asli saat unas. Mereka khawatir, LJK yang dikoreksi di komputer bukan LJK mereka. Artinya, ada yang menukar LJK tersebut. ''Tapi, katanya tidak bisa meminta LJK asli tersebut,'' kata siswi jurusan IPA itu.

Medisca adalah siswi terbaik di SMAN 2 Ngawi. Saat ini dia diterima di Fakultas Kedokteran Umum UGM melalui jalur Penelusuran Bakat Swadana (PBS -dulu PMDK). PBS UGM didasarkan pada nilai rapor dan prestasi siswa. Tentu saja, gara-gara masalah itu, Medisca sangat khawatir. (kit/aga/tom/iro)

Kreativitas Kaum Muda Semakin Kentara


Dikutip dari Jawa Pos [ Minggu, 17 Mei 2009 ]
Bisnis Kreatif ala Young Entrepreneur
SURABAYA - Sukses menjalani bisnis kreatif mulai banyak ditunjukkan kalangan muda. Itu pula yang kemarin ditunjukkan Radio Prambors Surabaya melalui seminar bisnis kreatif "Ini Bisnis Gue" di Balai Pemuda. Seminar itu menghadirkan tiga pembicara, yakni Azrul Ananda (CEO PT DBL Indonesia), Hendy Setiono (owner Kebab Ravi), dan Bagus Setiawan (pemilik CV Aneka Surya, penyedia solar cell).

Di hadapan peserta seminar yang rata-rata pelajar SMA dan mahasiswa, Azrul menekankan pentingnya memulai bisnis dengan modal kreativitas baru. "Jalani bisnis dari ide apa saja. Yang penting baru," katanya. "Jangan banyak itungan. Semakin banyak berhitung, apa yang akan kita lakukan tidak segera jalan," ungkap penggemar balap mobil F1 itu.

Pada kesempatan itu, Azrul juga memotivasi peserta seminar dengan menceritakan pengalamannya mengembangkan Deteksi Basketball League (DBL). Menurut dia, DBL kini tidak hanya kompetisi basket, tapi sudah menjadi satu-satunya industri basket di tanah air. Apa yang telah dia kerjakan juga menjadi stimulus bagi industri lain, seperti sepatu olahraga dan bola basket. "Jangan pernah ragu memulai bisnis dari Surabaya. Sesuatu yang besar tidak harus berangkat dan dilakukan dari Jakarta. DBL contohnya," ujarnya.

Apa yang dikatakan Azrul dibenarkan Hendy Setiono. Pria yang beberapa kali mendapat penghargaan entrepreneur muda itu setuju bahwa memulai bisnis lebih baik berangkat dari hobi. Dia berhasil mengembangkan usaha franchise makanan itu juga tak lepas dari hobi. "Jangan takut risiko. Jangankan bisnis, apa pun dalam kehidupan ini ada risikonya," ungkap Hendy.

Dia menambahkan, meraih sukses dalam bisnis kreatif tidak bisa lepas dari proses belajar terus-menerus. Belajar bisa dilakukan kapan saja dan dari siapa saja. "Menurut saya, yang terbaik adalah belajar dari mentor kita," tambahnya.

Azrul menimpali, belajar dari mentor bisa dilakukan kapan saja tanpa harus ada pertemuan. "Saya belajar banyak hal dari Steve Jobs (pendiri perusahaan komputer Apple, Red). Padahal, saya tidak pernah belajar langsung dari dia," ujarnya.

Terakhir, Bagus Setiawan berbagi tip bahwa merengkuh sukses dalam bisnis kreatif memerlukan ketekunan dan fokus. "Jangan terlalu cepat putus asa dan puas. Apalagi, berkeinginan mengembangkan bisnis lain ketika bisnis satunya belum jalan," ujarnya.

Acara yang digagas Radio Prambors Surabaya tersebut dimaksudkan untuk mengajak kawula muda membangun bisnis lokal berbasis kreativitas dan strategi yang tepat. "Kegiatan ini mendorong kawula muda untuk mengasah jiwa entrepreneur mereka agar selalu kreatif. Kita juga ingin mengajak mereka secara positif berani menciptakan peluang dari bakat dan ide masing-masing," kata Fifi Sumarno, national promotion manager Prambors. (gun/fat)

Cara Menemukan Ide Kreatif

Oleh: M Djufri Rachim (edaktur Kendari Pos)
Dikutip dari Kendari Pos Edisi Minggu, 25 Januari 2009 20:37:39

Judul : Whack, Pukulan untuk Merangsang Kreativitas dan Ide Baru
Penulis : Roger von Oech
Pengalih Bahasa : Lanny Murtiharjana
Penerbit : PT. Bhuana Ilmu Populer
Cetakan : 2008
Penjual : TB GRAMEDIA

Tahukah anda mengapa para fotografer profesional menjepret berkali-kali saat memotret subjek yang penting? Mereka boleh jadi menjepret 20, 60, atau bahkan 100 foto. Mereka akan mengubah pencahayaan, penerangan, filter, dan sebagainya. Mereka melakukan itu karena tahu bahwa dari sekian banyak foto yang mereka ambil, mungkin hanya beberapa saja yang mampu menangkap apa yang mereka harapkan. Begitu pula halnya dengan berpikir secara kreatif: Anda perlu membangkitkan banyak ide untuk sampai pada beberapa ide yang benar-benar baik.
Roy Dolby (seorang penemu yang berhasil menyingkirkan bunyi desisan dari musik rekaman) pun memiliki falsafah serupa, berkata: ”Mencipta adalah keterampilan yang hanya dimiliki oleh beberapa orang. Namun, anda bisa belajar cara mencipta. Anda harus bertekad untuk tidak menyambar solusi pertama, sebab solusi yang sebenarnya mungkin belum menampakkan diri. Seorang pencipta adalah seseorang yang berkata, ”Ya, itu memang salah satu cara untuk melakukannya, tetapi sepertinya bukan solusi yang optimal”, kemudian ia terus berpikir”. Bila anda mencari lebih dari sebuah jawaban, anda telah membiarkan imajinasi anda terkuak.
Itulah salah satu cara terbaik untuk mendapatkan ide yang baik, yang ditulis oleh Roger von Oech melalui bukunya yang diberi judul ”Whack”. Selain cara yang telah disebutkan, di buku ”Whack”, Roger menulis 10 kunci mental yang menjadi penghalang untuk menjadi lebih kreatif antara lain: belajar cara berpikir. Menurut Roger, banyak dari sistem pendidikan yang telah mengajarkan kita untuk mencari satu jawaban benar. Dalam beberapa situasi, pendekatan ini boleh-boleh saja, tetapi banyak di antara kita yang punya kecenderungan berhenti mencari jawaban-jawaban benar alternatif setelah jawaban benar pertama ditemukan. Hal ini sangat disayangkan sebab seringkali jawaban benar kedua, ketiga, atau kesepuluh yang justru kita butuhkan untuk memecahkan masalah secara inovatif.
Kunci mental berikutnya yang dipaparkan oleh penulis adalah bagaimana membuat hal asing menjadi dikenal, bagaimana menentang aturan, bagaimana persemaian khayal kita, bagaimana menjadi seorang penjelajah, bagaimana berpikir berkelompok, bagaimana bertanya kepada ramalan, apa untungnya sebuah kegagalan, dan bagaimana ramalan dapat terbukti dengan sendirinya.
Tulisan dalam buku ini sangat mudah dipahami, karena penulisnya tidak sekedar bercerita tetapi juga menyajikan latihan dalam setiap babnya. Sebut saja latihan bagaimana kita mengetahui sesuatu itu tidak logis. Anda diminta untuk mengambil sehelai kertas kosong dan menggambar garis vertikal ditengahnya. Dibagian kiri atas, tuliskan kata ”lunak” dan dibagian kanan atas tuliskan kata ”keras”. Lalu tempakan konsep yang yang menurut anda terhubung dengan sifat lunak kedalam kolom ”lunak” dan konsep yang menurut anda terhubung dengan sifat keras ke dalam kolom ”keras”. Luangkan waktu sejenak dan amati konsep-konsep: logika, metafora, mimpi, alasan, ketepatan, humor, konsistensi, ambiguitas, bermain, bekerja, pasti, kira-kira, langsung, terfokus, fantasi, kenyataan, paradoks, menyebar, analisis, intuisi, generalisasi, spesifik, anak, arang dewasa. Ini adalah latihan yang subjektif, tetapi anda harus memiliki pendapat umum mengenai hal-hal yang lunak maupun keras.
Agar bisa mendapatkan ide baru yang qualified, anda dapat membaca buku ini. Penulis menjelaskan secara komprehensif bagaimana cara berpikir secara kreatif. Ide-ide yang disajikan dalam buku ini merupakan pengalaman penulis selama bekerja sebagai konsultan, yang bekerja bersama banyak orang kreatif dari berbagai industri maupun bidang ilmu. Buku ini memberikan whack atau pukulan untuk merangsang kreativitas dan ide baru melalui sejumlah kisah, anekdot, wawasan, maupun gagasan yang dihasilkan dari berbagai lokakarya disamping dari pemikiran penulis sendiri tentang apa yang anda bisa lakukan agar menjadi lebih kreatif.
Penulis mengemas buku ”Whack” ini dengan bahasa yang lugas, sederhana, dan kronologis. Sangat mudah dipahami siapa saja, baik murid sekolahan, account executive di biro periklanan, programmer peranti lunak, maupun ibu rumah tangga. (http://frirac.multiply.com)

04 Juni 2009

Sekali Lagi Global Warming


Oleh Idam Mustofa

Musim kemarau yang segera datang mengingatkan kita kepada urgensi mengantisipasi perubahan iklim. Panas kemarau ini tidak seberapa dibandingkan dengan global warming. Kita perlu menengok pernyataan pemerintah Inggris di penghujung akhir tahun 2007, sesaat sebelum pertemuan para kepala negara di Bali membahas global warming. Melalui Menlu Margaret Becket menampakkan sikap santun dalam menyikapi krisis iklim global. Margaret Becket menyatakan, mereka-kita-harus memimpin. Kami di Inggris sangat khawatir dengan apa yang menjadi arti perubahan iklim bagi kita semua sehingga kami telah membuat keamanan iklim sebagai satu dari prioritas strategis internasional kami. Bersama-sama dengan masalah Afrika, hal tersebut adalah salah satu dari dua tema kunci dalam kepemimpinan kami di G8.
Tekad Inggris di atas wujud empati dari fenomena peningkatan suhu udara global yang mengakibatkan menurunnya kemampuan memenuhi kebutuhan mendasar seperti makanan, air dan kesehatan. Empati Inggris memang kelihatan secara implisit ditujukan untuk negara-negara di Afrika dan Asia barat yang sangat berpotensi kekurangan air akibat krisis iklim global. Di balik itu, ketika membaca opini ini, saya langsung teringat kepada bumi pertiwi. Walaupun tidak secara langsung Margaret Becket menyebut Indonesia menjadi bagian kekhawatirannya, tapi sebenarnya kita juga mesti berempati. Jelas, kata "kita" dan "mereka" termasuk kita, Indonesia, mengingat keadaan kita persis yang disinggung oleh Menlu perempuan itu.
Empati Inggris anggap saja sebagai pesan ajakan kerjasama untuk kebaikan, bukan sebaliknya. Betapa tidak? Sekeras apapun kita mengutuk negara-negara industri sebagai penyebab utama gejala alam berupa pemanasan global, namun Indonesia ikut andil dalam konteks lain. Toh Margaret Becket mengakuinya di paruh terakhir tulisannya bahwa beberapa negara yang akan terkena dampak perubahan iklim terparah adalah negara-negara termisikin di dunia. Namun, negara-negara ekonomi yang berkembanglah yang telah bertanggungjawab atas mayoritas dari emisi gas rumah kaca.
Hari-hari ini mungkin sah-sah saja kita memiliki alibi, berbagai peristiwa alam mengguncang negeri zamrud katulistiwa. Masih terngiang di ingatan kita gempa bumi yang mengundang gelombang tsunami di Aceh ditambah gempa bumi memilukan di DIY. Dekat dari DIY, gunung Merapi yang selalu mengancam diikuti gunung Semeru yang akhir-kahir ini memperlihatkan geliatnya. Selain itu angin puting beliung yang melanda Yogyakarta mengakibatkan kesedihan mendalam. Jangan pula dilupakan, musim penghujan menyediakan porsi menjangkitnya wabah demam berdarah.
Kecelakaan pesawat udara, kapal laut, kereta api menambah catatan kepiluan negera kepulauan ini. Tidak hanya itu, banjir bandang yang melanda ibukota negara mencapai puncaknya. Yang juga fenomenal, luapan lumpur Lapindo di Sidoarjo Jawa Timur belum ada yang menjamin dapat dihentikan. Belum lagi ancaman kemarau panjang mungkin saja terjadi. Di tengah ini semua, flu burung semakin merajalela membuahkan ancaman pula. Jangan lupa pula, dalam konteks Mataraman musibah tanah longsor di Bodag Madiun, Ngebel Ponorogo dan Pacitan menyisakan kesedihan berlebih. Di saat keadaan negara yang masih belum bisa keluar dari krisis ekonomi kita terpaksa menerima kenyataan itu.
Catatan di atas tidak begitu saja diartikan sebagai peristiwa alam karena kehendak Tuhan, tapi bukankah sebenarnya kita juga penyebabnya. Dikaitkan dengan "nasehat" Margaret Becket terkait dengan krisis air akibat perubahan iklim global, yang sangat perlu kita catat kali ini adalah hutan. Hutan-hutan kita terpaksa merana oleh ulah sebagian teman kita yang membabatnya tanpa ampun.
Merujuk pendapat Muhammad Makmum (2007), kerusakan hutan akan menimbulkan punahnya flora dan fauna yang merupakan kekayaan sumber hayati di Indonesia. Selain itu, musim kemarau dan penghujan tidak menentu, udara menjadi panas dan lain-lain. Akibat fatal lainnya, terjadi kekeringan pada musim kemarau dan bencana banjir pada musim penghujan. Yang lebih mengancam lagi adalah timbulnya lahan kritis di mana tanah menjadi tidak subur, sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik.
Pencemaran udara akibat efek rumah kaca yang diakui oleh Margaret Becket tanpa terasa juga dipicu oleh kita. Pembakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra menimbulkan asap sehingga memproduksi gas karbondioksida yang disebut dengan gas rumah kaca. Akibat efek rumah kaca bagi kehidupan di muka bumi antara lain terjadi peningkatan suhu udara dan perubahan iklim dunia. Apabila suhu bumi semakin panas maka akan menyebabkan suhu udara semakin panas pula sehingga menyebabkan kerusakan tanaman yang berujung pada menurunnya produksi pertanian. Di sisi lain, es di kutub utara dan selatan akan mencair sehingga permukaan laut akan naik yang mengakibatkan daerah pantai dan pulau-pulau kecil akan tenggelam.
Dari dua akibat efek rumah kaca di atas, yang mengancam ketersediaan makanan –sebagaimana diingatkan Margaret Becket, akibat pertamalah yang mengancam Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, bumi tercinta ini adalah bumi agraris yang cocok sekali untuk bercocok tanam. Di samping minyak bumi yang semakin hari semakin terkekikis dan harapan menjadi negara industri masih jauh dari kenyataan, kita sangat mengandalkan pertanian.
Apa yang terjadi jika pertanian terancam? Jangan-jangan trend impor beras mengindikasikan menurunnya produksi pertanian kita. Padahal beras adalah makanan pokok kita. Janganlah terlarut dengan kekhawatiran seperti ini. Tidak ada salahnya empati Inggris dengan mengajak semua penduduk dunia untuk mengurangi emisi karbon mendapat simpati.
Yang tidak kalah penting lagi, dunia industri di Indonesia berkali-kali membuahkan inkosistensi dalam pengelolaan limbah. Limbah industri begitu mudah mencemarkan air sungai kita. Tercampurnya air dengan zat-zat kimia yang terkandung dalam limbah pabrik menyebabkan terbatasnya air yang tersedia dan tentu saja tidak memenuhi syarat untuk digunakan. Lagi-lagi kehidupan terancam
Di awal tulisannya Margaret Becket sudah mengungkapkan, ke belahan dunia manapun ia pergi, pasti menemukan fakta bahwa mayoritas masyarakat biasa menginginkan hal-hal yang sama dari kehidupan; dapat hidup dengan selamat, dapat mengendalikan kehidupan mereka sendiri dan dapat membangun sebuah masa depan yang lebih baik untuk anak-anak dan keluarga mereka.
Jangan tersinggung dulu dengan istilah "masyarakat biasa", kemudian mengartikannya sebagai masyarakat rendah, miskin dan sebagainya. Saya kira Margaret Becket juga orang biasa yang menjadi makhluk Tuhan dan sangat bergantung pada ketersediaan air dan udara untuk menjamin keberlangsungan hidupnya. Air dan udara menjadi kata kunci penyelamatan ancaman perubahan iklim jika kita tidak membiarkan keduanya ternoda oleh perubahan iklim. Kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi yang kita harapkan.

Idam Mustofa, M.Pd
Direktur Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Publik (LP3) Talenta Ponorogo

Homescholing Ternyata Mirip Pesantren


Konsep pendidikan home schooling yang dipopulerkan oleh Seto Mulyadi (Kak Seto) ternyata mengadopsi konsep pendidikan yang selama ini dipakai di masing-masing pondok pesantren tradisional yang ada di Tanah Air.

"Konsep pendidikan di pondok pesantren tradisional merupakan konsep home schooling, konsep ini juga dianut oleh Ki Hadjar Dewantoro yang juga belajar secara otodidak seperti konsep tersebut," kata Seto, seusai menjadi pembicara seminar home schooling di salah satu hotel berbintang di Semarang, Rabu (3/6).

Selain itu, tambah Seto, KH Agus Salim juga menerapkan konsep belajar di rumah dengan melarang putra-putrinya menempuh pendidikan di Belanda.

"KH Agus Salim jelas menerapkan home schooling," katanya.

Menurut Seto, home schooling justru diambil dari akar budaya sejarah bangsa sendiri. Konsep tersebut seperti halnya para petani yang mengajarkan kepada penerusnya tentang cara menanam, atau masyarakat Bali yang mengajarkan masyarakat cara mengukir dan menari.

"Dari dahulu memang diterapkan, bukannya mengadopsi barat atau mengikuti tren semata, tetapi kami kembali menyadarkan kepada semua masyarakat akan konsep pendidikan tersebut. Hanya saja, namanya memang nama baru, yaitu home schooling," jelasnya.

Untuk itu, Seto akan mengampanyekan konsep pendidikan ini ke seluruh Indonesia supaya tumbuh "homeschooler" yang mungkin merasa tertekan dalam sistem pendidikan formal saat ini atau merasa tidak terpenuhi hak-haknya untuk belajar dengan suasana lebih ramah dengan anak.

"Konsep pendidikan itu diakui oleh UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), baik secara formal, maupun informal," ujarnya.

Disinggung soal pelajar yang mengikuti program home schooling bisa mengikuti ujian nasional (UN) atau tidak, Seto mengatakan, para pelajar tetap dapat mengikutinya.

"Yang terpenting, materi yang diajarkan sesuai standar UN dan kompetensi kelulusan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)," ujarnya.

Seto juga mengkritisi konsep mengajar anak dengan cara kekerasan. Menurutnya, cara kasih sayang dan kelembutan masih dapat dilakukan.

"Jika cara yang lebih baik masih bisa, kenapa harus menggunakan kekerasan dengan cara membentak atau menjewer," kritik Seto. (ant/mad/NU online)

03 Juni 2009

Ayo, Mencicipi Kreatifitas berbasis Edutainment


Salam Kreativitas.

Bagi Anda yang ingin membuktikan bahwa otak kita amatlah besar kekuatannya, kami mengundang Anda untuk menikmati One Day Training "Super Great Memory" bersama trainer Irwan Widiatmoko. Beliau saat ini dicatat oleh MURI sebagai orang Indonesia pertama yang berhasil menghafal dan mengingat paling cepat. Mas Irwan, sapaan akrab saya kepada beliau, bernaung di manajemen Prime SGM.
Lp3 Talenta telah tiga kali bertindak sebagai outsourshee mas irwan. Tunggu berita berikutnya.

02 Juni 2009

Mengarungi Kehidupan


MENGENAL ALLAH MELALUI ALLAH

Oleh M. Luqman Hakim *

Peristiwa paling monumental dalam sejarah dunia adalah turunnya Alquran kali pertama di Gua Hira’. Pertemuan Rasulullah Sayyidina Muhammad SAW dengan Malaikat Jibril saat itu, bertepatan dengan Lailatul Qadr, merupakan representasi dari awal sekaligus akhir perjalanan waktu dunia yang terbatas, menuju Waktu Ilahi yang tiada hingga, azali dan abadi.

Betapa tidak. Ketika Jibril AS memeluk beliau sambil mendiktekan bacaan, “Iqra’!,” lalu dijawabnya, “Maa anaa bi qaari’” (Aku tak bisa membaca). Sebuah jawaban teologis, filosofis, dan sekaligus sufistik. Disebut teologis karena ketika itu Rasulullah berada di hadapan wajah Allah, sehingga yang ada hanyalah Tauhidullah, bahkan dirinya sendiri sekali pun sirna dalam Tauhid sampai harus berkata, “Aku tak bisa membaca…”

Begitu juga sangat filosofis, karena dunia filsafat tak habis-habisnya mengurai peristiwa itu, sebagai landasan utama peradaban tauhid di muka bumi, dan setiap dimaknai filosofis, muncul pula cahaya baru di balik makna yang tersembunyi.

Bahkan, juga sangat sufistik, karena “Al-qaari al-haqiqi huwa Allah ta’ala”, Sang pembaca yang hakiki adalah Allah ta’ala. Karena Dialah Yang Berkalam dan Yang Maha Tahu makna kalam yang sesungguhnya.

Sampai ketiga kali, di saat Jibril AS meneruskan, Iqra’ bismi robbikalladzi khalaq…. dst Nabi Muhammad SAW baru bisa menirukan. Di sinilah rahasia asma Allah tersembunyi -dan dalam urgensi ma’rifatullah (mengenal Allah) terurai , bagaimana Rasulullah SAW mampu membaca ketika kelanjutan ayat kalimat pada ayat itu tebersit kalimat. Bismi Rabbik (Dengan asma Tuhanmu). Seandainya boleh ditafsirkan, “Bacalah Alquran ini dengan nama Tuhanmu. Siapa nama Tuhanmu? “Allah!”, dengan kata lain, bacalah Alquran ini dengan Allah… Allah… Allah…”.

Memang demikian, akhirnya tak satu pun dari seluruh tinta yang menghabiskan tujuh lautan ruhani maupun tujuh lautan fisika, mampu menuliskan, melukiskan, bahkan menggambarkan dahsyatnya ilmu Allah dalam kalamullah itu. Yang ada hanyalah gemuruh jiwa yang menggetarkan seluruh jagat semesta ruhani dan jasmani, dalam kristal jantung Rasulullah SAW, sampai beliau menggigil dalam fana’ul fana’. Karena Wayabqqo wajhu rabbika dzul-jalaali wal-ikraam, (Yang ada hanyalah wajah Tuhanmu Yang Maha Agung nan Mulia) ketika itu.

“Zammiluuni… Zammiluuni….” Selimuti aku…. selimuti aku…. Seakan Rasulullah SAW, berkata, “Selimuti aku…. selimuti… karena Cahaya dari Maha Cahaya-Mu yang memancar di seluruh jagat cerminku. Selimuti aku, selimuti…., betapa senyap, sunyi, beku, dingin, tiada tara dalam Genggaman-Mu…. Selimuti… Oh, selimuti…. dan akulah sesungguhnya selimut-Mu…. Akulah Nama-Mu, akulah Ismu Rabbik itu… Oh…..”

Saat itu, dan mulai kala itu pula, tiada hari tanpa munajat, tiada kondisi dan waktu, melainkan adalah waktu-waktu penuh liqa’ Allah (pertemuan dengan Allah). Maka ismu Rabbik (nama Tuhanmu) itu melimpah begitu dahsyatnya tanpa bisa terucap, tertulis, dan terbayang, menjadi al-asma’ul husna, di antaranya asmaul husna dalam surat Al-Hasyr yang ada dalam Alquran.

Peristiwa Hira’ itu juga awal mula sebuah ajaran tentang zikrulah dimulai. Gemuruh zikrullah telah menyelimuti seluruh nadi, ruh, dan sirr (rahasia batin) Rasulullah SAW, dalam hamparan jiwanya. Karena hanya jiwa-jiwa yang beriman yang bisa menjadi istana ilahiyah.Bahkan, dari 99 al-asmaul husna yang pernah dihaditskan oleh Rasulullah SAW, dibaca oleh Asy-Syeikhul Akbar Muhyiddin Ibnu ‘Araby, kemudian tertulis dalam kitabnya, An-Nuurul Asna Bi-MunajaatiLlaahi Bi-Asmaail Husnaa. 99 Munajat yang begitu indah, sekaligus menggambarkan huquq ar-rubuiyyah (Hak-hak Ketuhahan) dan huqul ‘ibad wal ‘ubudiyah (hak-hak kehambaan dan ubudiyah).

Misalnya, ketika membaca asma-Nya, “Allah”, Ibnu ‘Araby bermunajat: Ya Allah, tunjukkan padaku, bersama-Mu, kepada-Mu. Limpahilah rizki keteguhan (keketapan) di sisi Wujud-Mu, sepanjang diriku dengannya, untuk beradab di hadapan-Mu….

Yaa… Rahmaan, kasihanilah daku dengan pemenuhan paripurna nikmat-nikmat-Mu, tersampainya cita-cita ketika menahan cobaan-cobaan dahsyat dan ujian-Mu.

Yaa… Rahiim, sayangilah daku dengan memasukkan ke syurga-Mu dan bersuka ria dengan taqarrub dan memandang-Mu…

Yaa Maalik, Wahai…. Diraja dunia dan akhirat, dengan kekuasaan mutlak paripurna, jadikan diriku sampai di jannatun na’im dan Kerajaan Agung dengan beramal penuh total.

Yaa.. Quddus, sucikan diriku dari aib-aib dan bencana, sucikan diriku dari dosa-dosa dan kejahatan diri.

Yaa… Salaam, selamatkan daku dari seluruh sifat yang tercela, dan jadikan diriku golongan orang yang datang kepada-Mu dengan qalbun saliim.

Ya… Mu’min, amankanlah daku di hari yang paling mengejutkan, limpahilan rizki padaku dengan bertambahnya iman kepada-Mu, sebagai bagianku.

Yaa… Muhaimin, jadikanlah diriku sebagai penyaksi dan pemandang atas pemeliharaan-Mu, dan jadikanlah daku sebagai pemelihara dan pemegang amanah-amanah-Mu dan janji-janji-Mu.

Yaa…Aziz, jadikanlah daku dengan Perkasa-Mu termasuk orang-orang yang merasa hina di hadapan-Mu dan berikanlah padaku amaliah dengan amal-amal akhirat di sisi-Mu.

Yaa… Jabbaar…, paksalah diriku untuk berselaras dengan kehendak-Mu, dan janganlah Engkau jadikan aku sebagai pemaksa pada hamba-hamba-Mu.

Yaa.. Mutakabbir, jadikanlah daku termasuk orang-orang yang tawadlu’ atas kebesaran-kebesaran-Mu, tergolong orang-orang yang tunduk atas hukum dan keputusan-Mu.

Yaa… Khaaliq, ciptakan pertolongan dalam hatiku untuk taat kepadaM-u, dan lindungi daku dari kezaliman dan pengikutnya di antara makhluk-makhluk-Mu.

Yaa… Baari’, jadikanlah diriku golongan yang terbaik dari manusia, dan riaslah daku dengan akhlak baik yang diridai.

Yaa… Mushawwir, rupakanlah diriku dengan bentuk ubudiyah pada-Mu, dan cahayailah daku dengan cahaya-cahaya makrifat-Mu. Dan seterusnya sampai sembilan puluh sembilan nama Allah.

Itulah implementasi lain dari “Berakhlaqlah dengan akhlaq-akhlaq Allah”. Maka al-asmaul husna adalah hampiran pertama, ketika seorang hamba ingin merespons akhlaqullah, melalui munajat-munajat sebagaimana digambarkan Ibnu ‘Araby. Membaca, sekaligus aksentuasi dalam kehidupan nyata bahwa pada diri manusia harus “bersiap diri” untuk menjadi limpahan asma-Nya, agar mengenal-Nya. ***

*. M. Luqman Hakim MA , kandidat doktor pada Malaya University Kuala Lumpur, direktur Sufi Center Jakarta.